Pengertian Gangguan Mental Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder – Gangguan Mental Hoarding Disorder (Penimbunan) adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang mengalami kesulitan berpisah dengan harta benda mereka, meskipun barang-barang tersebut tidak berharga atau tidak lagi dibutuhkan. Ciri-ciri umum hoarding disorder meliputi:* Kegagalan untuk membuang harta benda karena anggapan bahwa barang tersebut berharga atau diperlukan.

  • Akumulasi barang-barang yang berlebihan sehingga memenuhi ruang hidup dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Kesulitan mengorganisir harta benda.
  • Distress yang signifikan terkait dengan harta benda.

Hoarding disorder berbeda dengan mengoleksi barang. Kolektor biasanya mengumpulkan barang-barang tertentu yang mereka sukai dan bernilai bagi mereka. Mereka dapat mengorganisir dan memelihara koleksi mereka dengan baik, dan tidak mengalami kesulitan berpisah dengan barang-barang yang tidak lagi diinginkan.

Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab hoarding disorder tidak sepenuhnya dipahami, namun diduga melibatkan faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.* Faktor Biologis:Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa orang dengan hoarding disorder memiliki perbedaan di area otak yang terlibat dalam pemrosesan hadiah dan pengambilan keputusan.

Faktor Psikologis

Orang dengan hoarding disorder mungkin mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Mereka mungkin juga memiliki keyakinan yang menyimpang tentang harta benda, seperti percaya bahwa membuang sesuatu akan membawa nasib buruk.

Faktor Lingkungan

Pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan, seperti trauma atau penelantaran, dapat meningkatkan risiko hoarding disorder.

Dampak Hoarding Disorder

Hoarding disorder dapat berdampak signifikan pada kehidupan individu dan orang-orang di sekitar mereka.* Dampak Kesehatan:Hoarding disorder dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, alergi, dan kebakaran.

Dampak Sosial

Hoarding disorder dapat mengisolasi individu dari teman dan keluarga.

Dampak Finansial

Hoarding disorder dapat menyebabkan masalah keuangan karena pengeluaran yang berlebihan untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Dampak Hukum

Hoarding disorder dapat menyebabkan masalah hukum jika penimbunan barang melanggar peraturan kesehatan atau keselamatan.

Pengobatan Hoarding Disorder

Pengobatan hoarding disorder biasanya melibatkan terapi kognitif-perilaku (CBT) dan pengobatan. CBT membantu individu mengubah keyakinan dan perilaku yang mendasari penimbunan. Pengobatan dapat digunakan untuk mengelola gejala kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi bersamaan dengan hoarding disorder.

Pencegahan Hoarding Disorder

Tidak ada cara pasti untuk mencegah hoarding disorder. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, seperti:* Mempromosikan praktik organisasi:Ajarkan anak-anak cara mengatur harta benda mereka dan membuang barang-barang yang tidak lagi dibutuhkan.

Menangani kecemasan dan stres

Bantu anak-anak mengembangkan mekanisme koping yang sehat untuk mengatasi kecemasan dan stres.

Mencari bantuan profesional

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda hoarding disorder, segera cari bantuan profesional.

Penyebab dan Faktor Risiko Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kesulitan berpisah dengan barang-barang, meskipun barang-barang tersebut tidak berharga atau dibutuhkan. Penyebab hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor genetik, lingkungan, dan psikologis diduga berperan.

Faktor Genetik

Studi telah menunjukkan bahwa hoarding disorder memiliki komponen genetik. Orang yang memiliki kerabat tingkat pertama dengan hoarding disorder memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan gangguan tersebut. Namun, faktor genetik saja tidak cukup untuk menyebabkan hoarding disorder. Faktor lingkungan dan psikologis juga memainkan peran penting.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko hoarding disorder antara lain:

  • Trauma masa kecil, seperti pelecehan atau pengabaian
  • Kehilangan orang yang dicintai
  • Isolasi sosial
  • Kemiskinan
  • Lingkungan yang penuh sesak atau berantakan

Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang dapat berkontribusi pada hoarding disorder antara lain:

  • Gangguan kecemasan, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan kecemasan umum
  • Depresi
  • Rendah diri
  • Gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian obsesif-kompulsif atau gangguan kepribadian penghindar

Kelompok Berisiko Tinggi

Beberapa kelompok orang berisiko lebih tinggi mengalami hoarding disorder, antara lain:

  • Orang dewasa yang lebih tua
  • Orang dengan gangguan kesehatan mental lainnya
  • Orang yang pernah mengalami trauma
  • Orang yang hidup dalam kemiskinan
  • Orang yang terisolasi secara sosial

Dampak Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kesulitan ekstrem dalam membuang barang-barang, terlepas dari nilainya yang sebenarnya atau sentimental. Dampak hoarding disorder dapat sangat luas, memengaruhi kesehatan fisik, mental, sosial, dan finansial individu.

Dampak Fisik

  • Risiko cedera yang lebih tinggi akibat tumpukan barang yang menghalangi jalan dan menciptakan bahaya tersandung.
  • Masalah pernapasan akibat kualitas udara yang buruk akibat penimbunan barang.
  • Peningkatan risiko penyakit akibat kondisi yang tidak bersih dan tidak sehat.

Dampak Mental

  • Kecemasan dan stres yang intens akibat kekacauan dan tumpukan barang.
  • Depresi dan isolasi sosial karena rasa malu dan stigma yang terkait dengan hoarding.
  • Gangguan tidur akibat lingkungan yang berantakan dan tidak nyaman.

Konsekuensi Sosial

  • Konflik hubungan dengan keluarga, teman, dan tetangga karena perilaku hoarding.
  • Isolasi sosial dan penarikan diri dari kegiatan sosial akibat rasa malu.
  • Kehilangan pekerjaan atau kesulitan mempertahankan pekerjaan karena gangguan akibat hoarding.

Konsekuensi Finansial

  • Biaya penyimpanan yang mahal untuk menyimpan barang-barang yang ditimbun.
  • Penurunan nilai properti karena kondisi yang buruk.
  • Biaya hukum potensial jika hoarding menyebabkan gangguan atau kerusakan pada properti tetangga.

Risiko Keselamatan

  • Risiko kebakaran yang meningkat akibat penumpukan barang yang mudah terbakar.
  • Risiko keruntuhan struktural karena berat barang yang berlebihan.
  • Risiko tersandung dan jatuh akibat tumpukan barang yang menghalangi jalan.

Diagnosis dan Penatalaksanaan Hoarding Disorder: Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Diagnosis hoarding disorder mengacu pada kriteria spesifik yang ditetapkan dalam panduan diagnostik, seperti DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima).

Kriteria Diagnostik

  • Kegagalan berulang untuk membuang atau berpisah dengan harta benda, terlepas dari nilainya yang sebenarnya.
  • Kesulitan yang signifikan dalam mengambil keputusan terkait kepemilikan barang.
  • Penimbunan menyebabkan tekanan yang signifikan atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya.
  • Penimbunan tidak disebabkan oleh kondisi medis lain atau gangguan perkembangan.

Metode Pengobatan yang Efektif

Terapi Penjelasan
Terapi Kognitif Perilaku (CBT) Fokus pada mengubah pikiran dan perilaku yang terkait dengan penimbunan.
Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT) Membantu individu menerima pikiran dan perasaan yang terkait dengan penimbunan dan mengembangkan strategi untuk mengelola perilaku mereka.
Pelatihan Keterampilan Pengaturan Diri Mengajarkan teknik untuk mengelola pikiran, emosi, dan perilaku yang terkait dengan penimbunan.
Pengobatan Farmakologis Beberapa obat antidepresan dan anti-kecemasan dapat membantu mengurangi gejala hoarding disorder.

Intervensi Berbasis Bukti

Intervensi berbasis bukti untuk mengelola hoarding disorder meliputi:

  • Program bantuan diri terpandu, seperti “Buried in Treasures” atau “The Hoarding Handbook”.
  • Terapi kelompok dengan individu yang mengalami hoarding disorder serupa.
  • Pelatihan manajemen kepemilikan untuk mengembangkan strategi pengambilan keputusan dan pembuangan.
  • Dukungan dari keluarga dan teman yang terlatih untuk memberikan dukungan dan akuntabilitas.

Dukungan untuk Individu dengan Hoarding Disorder

Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

Mendukung individu dengan hoarding disorder memerlukan pendekatan yang penuh kasih dan pengertian. Berikut beberapa sumber daya dan panduan untuk membantu mereka:

Bagikan Sumber Daya yang Tersedia

* Asosiasi Hoarding Nasional (National Hoarding Association):Organisasi nirlaba yang menyediakan informasi, dukungan, dan rujukan untuk individu dengan hoarding disorder dan orang yang dicintainya.

Institut Gangguan Kecemasan dan Depresi Nasional (National Institute of Mental Health)

Sumber daya terpercaya untuk informasi tentang hoarding disorder, termasuk gejala, pengobatan, dan sumber dukungan.

Aliansi Gangguan Mental Nasional (National Alliance on Mental Illness)

Organisasi advokasi yang menawarkan dukungan, pendidikan, dan rujukan untuk individu dengan gangguan kesehatan mental, termasuk hoarding disorder.

Rancang Panduan Langkah Demi Langkah untuk Mendukung Orang yang Dicintai, Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder

* Bangun Hubungan yang Saling Menghormati:Dengarkan tanpa menghakimi, tunjukkan empati, dan hindari menyalahkan.

Tetapkan Tujuan yang Realistis

Bantu individu menetapkan tujuan kecil yang dapat dicapai, alih-alih kewalahan dengan tugas besar.

Fokus pada Kemajuan, Bukan Kesempurnaan

Rayakan setiap keberhasilan, meskipun kecil, untuk memotivasi dan mendorong mereka.

Dukung Terapi Profesional

Dorong individu untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau psikiater yang berspesialisasi dalam hoarding disorder.

Jaga Batasan yang Sehat

Sementara mendukung, penting untuk menetapkan batasan yang jelas untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan Anda sendiri.

Kutipan dari Individu yang Telah Pulih

“Saya berjuang dengan hoarding disorder selama bertahun-tahun, tetapi dengan dukungan dan terapi, saya akhirnya bisa mengatasinya. Penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian, dan ada bantuan yang tersedia.”Sarah, mantan penderita hoarding disorder

Bagikan: